Kamis, 14 Januari 2010

PT PBB Penyelamat Langkah Persib

PT PBB Penyelamat Langkah Persib
Friday, 01 January 2010


Tapi pada pertengahan tahun 2009 atau beberapa saat setelah kompetisi berakhir, Dada sebagai Ketua BPP melontarkan pernyataan yang cukup menggegerkan. Ia menyatakan, karena aturan perundang-undangan, Pemkot Bandung sudah tidak bisa lagi mengucurkan dana hibah untuk Persib. Lebih mengejutkan lagi klub kebanggaan Kota Bandung itu bakal absen di LSI 2009/2010.

Bola panas yang sengaja dilemparkan Dada itu benar-benar mendapatkan reaksi dari publik sepak bola Bandung. Bahkan kontroversi pun sempat terjadi, karena pada hari yang sama dengan turunnya pemberitaan Dada menyatakan lempar handuk, "GM" juga menurunkan pernyataan Wakil Ketua BPP, H. Edi Siswadi yang justru mengatakan, Persib harus tetap ikut kompetisi.

Merasa dibenturkan dengan koleganya, Dada langsung mengadakan pertemuan dadakan pada hari itu juga di ruang tengah Balai Kota Bandung. Dalam pertemuan itu, Dada kembali menegaskan pernyataan lempar handuknya, tentu saja kali ini kompak denga pengurus lainnya. Saat itu, secara terbuka menantang pihak swasta, termasuk PT PBB untuk mendanai Persib.

Sadar kalau PT PBB merupakan satu-satunya lembaga legal yang bisa menyelamatkan Persib, Dada menggelar pertemuan susulan di rumah dinasnya, Pendopo Alun-alun Bandung, 22 Juli 2009. Dalam pertemuan itu, Dada kembali melemparkan tantangannya kepada para pengusaha yang turut diundangnya untuk mendanai Persib agar bisa tampil di LSI 2009/2010.

Saat itulah muncul sosok H. Umuh Muchtar. Setelah memberikan kesempatan kepada undangan yang hadir untuk berbicara, Umuh menyatakan kesediaannya menyiapkan dana minimal Rp 10 miliar sebagai modal awal Persib mengarungi kompetisi. Atas dasar kesediaannya itu, Dada akhirnya menunjuk Umuh menjadi Direktur Utama PT PBB menggantikan Ir. H. Chandra Solehan. Umuh yang mendapat kepercayaan penuh kemudian melakukan reshuffle di jajaran direksi PT PBB.

"Saya akan mengambil orang-orang profesional dan sejalan demi terwujudnya tujuan Persib musim ini," kata Umuh, sesaat setelah memangku jabatan sebagai Direktur Utama PT PBB.

Dianggap nekat

Banyak pihak merasa lega dengan terpilihnya Umuh sebagai Dirut PT PBB. Sebab sejak masih menjadi bobotoh hingga terakhir dipercaya memangku jabatan Asisten Manajer Persib di LSI 2008/2009, komitmennya, terutama menyangkut fulus, dinilai tak perlu diragukan lagi. Tapi tidak sedikit yang menilai, apa yang dilakukan Umuh ini sebagai langkah nekat. Di tengah kondisi ekonomi yang masih belum membaik dan mepetnya waktu persiapan, banyak yang ragu, Umuh dan jajaran direksinya di PT PBB bisa mendapatkan dana segar minimal Rp 20 miliar.

Bukan hanya publik sepak bola Bandung, Umuh dan rengrengan yang sudah dipilihnya pun sempat dihantui keraguan itu. Apalagi pada awal langkahnya, mereka sudah menghadapi sejumlah kesulitan menjalin kerja sama dengan pihak swasta. Sebuah yayasan yang pada awalnya sangat optimis bisa membantu pendanaan Persib mundur teratur. Jalinan kerja sama dengan BNI Life pun gagal didapat. Begitu juga dengan sejumlah rencana kerjasama dengan beberapa perusahaan lain.

Beruntung, personel PT PBB tak patah arang. Di tengah desakan waktu, Umuh dan beberapa direktur mudanya seperti Veby Permadi (Direktur Pemasaran) dan Merdi Hajiji (Direktur Keuangan) menghadap Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf yang sebelumnya sudah menyatakan kesediaannya membantu Persib mencarikan sponsor.

Inilah langkah paling strategis yang dilakukan PT PBB. Sebab sebagai seorang mantan aktor, bintang iklan, selebriti, dan entertainer, Dede setidaknya punya jaringan kuat di dunia bisnis. Lewat jaringannya itu pula, PT PBB kemudian dipertemukan dengan sejumlah pengusaha besar, baik yang ber-homebase di Jawa Barat maupun Jakarta.

Namun hingga sebulan menjelang kompetisi bergulir, sejumlah pertemuan dan negosiasi yang dilakukan PT PBB belum juga membuahkan hasil. Ketegangan dan kepanikan sempat melanda Umuh dan pasukannya di PT PBB. Saking paniknya, karena dalam waktu dekat harus membayar uang muka kontrak pemainnya, Umuh sudah menyiapkan sertifikat tanah dan properti miliknya untuk dilelang.

Pada saat kritis itulah datang sebuah keajaiban. Usaha keras dan negosiasi PT PBB dengan sekumpulan pengusaha yang mengaku mencintai Persib membuahkan hasil. Mereka bersedia menggelontorkan dana segar sebesar Rp 20 miliar, dengan rincian Rp 3,5 miliar untuk modal awal dan Rp 16,5 miliar sebagai pinjaman. Untuk pengawasan, konsorsium hanya meminta beberapa orang mereka duduk di jajaran komisaris dan direksi PT PBB. Salah satunya presenter kondang, Mohammad Farhan yang didaulat menjadi Wakil Direktur PT PBB.

"Awalnya, saya hanya mengandalkan modal nekat ketika menyatakan bersedia mengelola Persib. Tapi berkat doa dan usaha keras, Persib akhirnya bisa memperpanjang napas dan ikut kompetisi," kata Umuh, yang senyumnya mulai terkembang, sesaat setelah penandatanganan kesepakatan dengan perwakilan konsorsium.

"Inilah dunia marketing. Penuh dengan keajaiban. Bayangkan, hanya dalam waktu satu bulan, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan, bisa terjadi," timpal Veby Permadi.

Setelah orang konsorsium masuk dalam jajaran direksi, Umuh yang juga dipercaya menjadi manajer, mulai berkonsentrasi menyiapkan tim. Sementara urusan bisnis dipercayakan sepenuhnya kepada jajaran direksi lain, termasuk suntikan tenaga dari konsorsium.

Hasilnya, sangat mencengangkan. Secara prestasi, Persib di bawah besutan Jaya Hartono memang masih tertatih-tatih. Namun dari sisi bisnis, PT PBB terus tancap gas. Sesaat setelah kompetisi bergulir, PT PBB menggandeng PT Daya Adira Mustika, dealer utama Honda di Jawa Barat dengan nominal yang konon di atas Rp 2,5 miliar. Beberapa pekan kemudian, Persib juga mendapatkan sponsor yang konon nilainya lebih besar lagi, yaitu dengan perusahaan makanan dari Grup Japfa. Maka brand Honda dan Sozzis, salah satu produk Grup Japfa pun memenuhi kostum di bagian dada pemain.

"Kalau prestasi Persib terus membaik, sponsor akan terus berdatangan. Sekarang kita pun terus bernegosiasi dengan perusahaan lain yang tertarik mensponsori Persib," cetus Mohammad Farhan, dalam sebuah kesempatan di Stadion Si Jalak Harupat.

Dengan kehadiran konsorsium, plus dua sponsor utama di dada, Persib melenggang sendirian di jajaran terdepan klub-klub kontestan LSI 2009/2010 dari sisi bisnis.

Meski semua belum tergarap, namun pujian sudah datang dari Direktur Eksekutif PT Liga Indonesia, Joko Driyono. "Apa yang sudah dilakukan Persib memang di luar dugaan. Ini menjawab keraguan banyak orang, ketika Persib harus lepas dari APBD. Saya berani mengatakan, saat ini Persib merupakan klub dalam kategori top level," kata Joko.

Pujian yang pantas "dijual" kembali oleh tim marketing PT PBB. Jadi, maju terus PT Persib Bandung Bermartabat!

http://vikingjakarta.net/index.php?option=com_content&view=article&id=62:ptpbb-persib&catid=35:persib-news&Itemid=53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar